Apakah Napoleon Bonaparte Seorang Muslim
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya...

http://sandsalfatih.blogspot.com/2014/04/apakah-napoleon-bonaparte-seorang-muslim.html
Siapa yang
tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang
tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari
Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael
H. Hart. Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata, bisa jadi
dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman. Sebagai seorang
yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793,
seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.
Tapi
rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya
waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan
damai. Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun
1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’. Apa yang
membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di majalah Genuine Islam, edisi
Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are
villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of
Lot and his daughters?” “The science which proves to us that the earth is not
the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion.
Joshua stops the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that
of all the suns and planets,…”
( “Saya
membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah
bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah
Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38) “Sains telah
menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini
merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari
(Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut….
saya katakan, semua matahari dan planet-planet ….”)
Selanjutnya
Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions
are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer
the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks
also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang
sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia
keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam
terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam
agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang
penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya
:
“Surely,
I have told you on different occations and I have intimated to you by various
discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad
and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang
berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa
saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai
orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia
berkata :
“In
the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He
has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia
tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.” )
Napoleon
Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya
terdahulu, Alkitab.
Akhirnya ia
menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang melatar
belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn oleh Cherlifs,
Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and
educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the
prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to happiness.”
( “Saya
meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang
berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang
berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur’an itu
satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”)
Beberapa
sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku
‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam hadir
tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas khususnya di
benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah satu contoh dari
pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di Perancis. Meskipun pada akhirnya
Napoleon dimakamkan secara Kristen di Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di
gereja Paris, namun sepertinya hal tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan
fakta bahwa beliau adalah seorang Muslim.
Sama halnya di Indonesia, Pattimura
yang seorang muslim bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu
tiba-tiba menjadi Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut,
kiranya kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum muslimin dan
yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari mulut politikus besar
ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah,
“Aku telah belajar dari buku ini,
dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan
komprehensif buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan.”
Adapun kata-kata yang membahayakan kaum muslimin adalah,
“Selama Al-Quran ini
berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan
ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk
kepada kita, kecuali bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu
a’lam.
sumber:
http://www.facebook.com/notes/inspirasi-taqwa
http://www.facebook.com/notes/inspirasi-taqwa/#sthash.DYH7apKe.dpuf
http://www.facebook.com/notes/inspirasi-taqwa/#sthash.DYH7apKe.dpuf
http://www.facebook.com/notes/inspirasi-taqwa/#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf
Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte,
seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio,
Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh
yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik. Kegeniusan
gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu semata,
bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara
Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa
yang telah diperolehnya itu. Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa
memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa
membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada
tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya di hadapan dunia
Internasional. Namanya berubah menjadi ‘Aly (Ali) Napoleon Bonaparte’.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama
lamanya, Kristen ? Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat di
majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible;
Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is
there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the
celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops
the sun! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all
the suns and planets,…”
(
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi
adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat
daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?” (Lihat Kejadian 19:30-38)
“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat
tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen.
Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat
bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari
dan planet-planet ….”)
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity.
Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I
prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than
ours; the turks also call us idolaters.”
(“Agama-agama
itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas
yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal
ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad.
Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang
terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita
sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.” )
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
(“Dengan
penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap
ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”)
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”
(“Dengan
nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa
pendamping.” )
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab.
Akhirnya
ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang
melatar belakanginya. Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I’Islarn
oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai
berikut:
“I
hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise
and educated men of all the countries and establish a uniform regime
based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to
happiness.”
(
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua
manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu
kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena
hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia
kepada kebahagiaan.”)
Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Satanic Voices – Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61 * Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Islam
hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas
khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah
satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di
Perancis. Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di
Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal
tersebut sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah
seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim
bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi
Thomas Mattulesi Pattimura. Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya
kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi
Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum
muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari
mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, “Aku
telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin
mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka
tidak akan pernah terhinakan.” Adapun kata-kata yang membahayakan kaum
muslimin adalah, “Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum
muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat
istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali
bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran.” Wallahu a’lam.
sumber:
- See more at: http://voa-khilafah.blogspot.com/2011/11/ternyata-napoleon-bonaparte-adalah.html#sthash.DYH7apKe.dpuf