Bagaimana Hizbut-Tahrir Memandang Syi'ah? Wawancara Jubir HTI Ismail Yusanto
Bagaimana Hizbut-Tahrir memandang Syiah? Ini serigkali menjadi pertanyaan beberapa orang. Bahkan ada sebagian yang menganggap HT itu seper...
http://sandsalfatih.blogspot.com/2015/04/bagaimana-hizbut-tahrir-memandang-syiah.html
Bagaimana Hizbut-Tahrir memandang Syiah? Ini serigkali menjadi pertanyaan beberapa orang. Bahkan ada sebagian yang menganggap HT itu seperti syi'ah hanya gara-gara setiap ada berita tentang syi'ah seperti yang terjadi pada yang menimpa terhadap Ust. Arifin Ilham beberapa hari lalu situs hizbut-Tahrir tidak memberitakannya.
Nah berikut ini adalah wawancara wartawan Al-hikmah.co, kepada Ust. Isma'il Yusanto beberapa waktu lalu.
Gerakan syiah menjadi perbincangan hangat – kembali – baru-baru ini akibat ulah pendukungnya menyerang kampung ustadz Arifin Ilham Pembina Majelis Dzikir Az Zikra. Beberapa Ulama berkumpul menyatakan sikap, bahkan Ahad (22/2/2015) para habaib, ulama NU, dan lembaga- lembaga Islam berkumpul dalam tabligh akbar bertajuk Mengokohkan Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Di tempat terpisah, di Yogyakarta, saat Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) berlangsung, kepada Alhikmah, salah satu lembaga politik di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melalui Jubirnya Ismail Yusanto menjelaskan sikap HTI terhadap syi’ah.
“Hizbut Tahrir sebagaimana umat Islam, berpegang teguh pada akidah Islam, yakni Arkanul Islam. Barangsiapa yang tidak beriman kepada salah satu rukun iman itu, maka ia telah keluar dari Islam. Siapa pun, tanpa harus kita sebut, mereka sudah keluar dari Islam,” kata Ismail Yusanto.
“Mereka yang mengatakan bahwa Al Quran sekarang ini belum genap, masih ada di Lauhil Mahfudz, apalagi sampai mengatakan nabi keliru. Kan gitu, sebagian umat syiah merasa nabi keliru karena tidak menyampaikan pesan yang sudah ditetapkan Allah tentang kewalian, kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Kemudian mengecam para sahabat juga. Sikap kita tegas mengatakan siapa saja yang seperti itu, bukan Islam, kalau Syiah seperti itu berarti mereka bukan Islam,” tegasnya.
Ismail Yusanto pun menyitir kitab Shakshiah Islamiyyah jilid II yang secara khusus mengkritik pendapat syiah. “Mereka itukan dibangun oleh satu paradigma inti, yaitu tentang kepemimpinan Ali, mereka membangun itu dengan mengembangkan dalil hadits Ghadir khum, sejumlah ayat yang ditafsirkan secara paksa untuk menunjukkan kewalian Ali, pendapat-pendapat itu dibantah Hizbut Tahrir di dalam kitab Syaksiyah tersebut,” tambahnya.
Dalam kitab resmi HT tersebut, Ismail menyebutkan bahwa Nabi tidak pernah menunjuk Ali sebagai pemimpin setelah beliau. “Apalagi kemudian sekarang ini, Syiah itu melakukan konspirasi dengan kekuatan negara-negara dari timur atau barat untuk memerangi umat Islam, seperti yang terjadi di Suriah, jadi secara politik mereka juga bermasalah, membela Assad. Bahkan, kita menilai bahwa revolusi Iran itu adalah revolusi yang didesain bersama CIA, jadi itu pandangan lama dan baru kemudian baru diungkap akhir-akhir ini,” tegas Ismail.
Walaupun Hizbut Tahrir menganggap Syiah sebagai musuh umat Islam, namun Ismail Yusanto menilai ada musuh Islam selain syiah yang juga berbahaya. “Kita perlu juga mewaspadai, jangan sampai melupakan musuh lain yang lebih besar dari itu. Ancaman musuh-musuh besar seperti neoliberalisme, kapitalime, nah itu yang saya kira penting untuk diperhatikan,” tegas Ismail.
Ia pun menilai jangan sampai umat Islam lupa untuk menegakkan syariah dan khilafah.
“Syiah (Iran) itu baru muncul setelah Khilafah Utsmani runtuh, kemudian mereka mempunyai negara sendiri melalui revolusi Iran, barulah menyebar ke mana-mana. Syiah itu, dia bisa begitu itukan setelah umat Islam, sunni, tidak punya kekhilafahan,” kata Ismail.
Menurutnya, sekarang ini, negara-negara Barat, Amerika, dsb., berusaha khilafah tidak berdiri, kalau khilafah tidak berdiri, maka kita akan terus berkutat pada permasalahan yang tak berujung. Menghadapi syiah tidak bisa, apalagi yang lebih besar dari itu. [alhikmah/www.Alfatih.web.id]
Nah berikut ini adalah wawancara wartawan Al-hikmah.co, kepada Ust. Isma'il Yusanto beberapa waktu lalu.
Gerakan syiah menjadi perbincangan hangat – kembali – baru-baru ini akibat ulah pendukungnya menyerang kampung ustadz Arifin Ilham Pembina Majelis Dzikir Az Zikra. Beberapa Ulama berkumpul menyatakan sikap, bahkan Ahad (22/2/2015) para habaib, ulama NU, dan lembaga- lembaga Islam berkumpul dalam tabligh akbar bertajuk Mengokohkan Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Di tempat terpisah, di Yogyakarta, saat Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) berlangsung, kepada Alhikmah, salah satu lembaga politik di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melalui Jubirnya Ismail Yusanto menjelaskan sikap HTI terhadap syi’ah.
“Hizbut Tahrir sebagaimana umat Islam, berpegang teguh pada akidah Islam, yakni Arkanul Islam. Barangsiapa yang tidak beriman kepada salah satu rukun iman itu, maka ia telah keluar dari Islam. Siapa pun, tanpa harus kita sebut, mereka sudah keluar dari Islam,” kata Ismail Yusanto.
“Mereka yang mengatakan bahwa Al Quran sekarang ini belum genap, masih ada di Lauhil Mahfudz, apalagi sampai mengatakan nabi keliru. Kan gitu, sebagian umat syiah merasa nabi keliru karena tidak menyampaikan pesan yang sudah ditetapkan Allah tentang kewalian, kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Kemudian mengecam para sahabat juga. Sikap kita tegas mengatakan siapa saja yang seperti itu, bukan Islam, kalau Syiah seperti itu berarti mereka bukan Islam,” tegasnya.
Ismail Yusanto pun menyitir kitab Shakshiah Islamiyyah jilid II yang secara khusus mengkritik pendapat syiah. “Mereka itukan dibangun oleh satu paradigma inti, yaitu tentang kepemimpinan Ali, mereka membangun itu dengan mengembangkan dalil hadits Ghadir khum, sejumlah ayat yang ditafsirkan secara paksa untuk menunjukkan kewalian Ali, pendapat-pendapat itu dibantah Hizbut Tahrir di dalam kitab Syaksiyah tersebut,” tambahnya.
Dalam kitab resmi HT tersebut, Ismail menyebutkan bahwa Nabi tidak pernah menunjuk Ali sebagai pemimpin setelah beliau. “Apalagi kemudian sekarang ini, Syiah itu melakukan konspirasi dengan kekuatan negara-negara dari timur atau barat untuk memerangi umat Islam, seperti yang terjadi di Suriah, jadi secara politik mereka juga bermasalah, membela Assad. Bahkan, kita menilai bahwa revolusi Iran itu adalah revolusi yang didesain bersama CIA, jadi itu pandangan lama dan baru kemudian baru diungkap akhir-akhir ini,” tegas Ismail.
Walaupun Hizbut Tahrir menganggap Syiah sebagai musuh umat Islam, namun Ismail Yusanto menilai ada musuh Islam selain syiah yang juga berbahaya. “Kita perlu juga mewaspadai, jangan sampai melupakan musuh lain yang lebih besar dari itu. Ancaman musuh-musuh besar seperti neoliberalisme, kapitalime, nah itu yang saya kira penting untuk diperhatikan,” tegas Ismail.
Ia pun menilai jangan sampai umat Islam lupa untuk menegakkan syariah dan khilafah.
“Syiah (Iran) itu baru muncul setelah Khilafah Utsmani runtuh, kemudian mereka mempunyai negara sendiri melalui revolusi Iran, barulah menyebar ke mana-mana. Syiah itu, dia bisa begitu itukan setelah umat Islam, sunni, tidak punya kekhilafahan,” kata Ismail.
Menurutnya, sekarang ini, negara-negara Barat, Amerika, dsb., berusaha khilafah tidak berdiri, kalau khilafah tidak berdiri, maka kita akan terus berkutat pada permasalahan yang tak berujung. Menghadapi syiah tidak bisa, apalagi yang lebih besar dari itu. [alhikmah/www.Alfatih.web.id]
HTI itu lembaga politik ya?
BalasHapusSyiah itu musuh yang sangat merugikan, penyebar fitnah, mereka itu duri dlm daging, HTI menganggap syiah masalah kecil ! Innalillahi...
BalasHapusBagaimana maw melawan kapitalusme dan neolib jika masih ada penghianat yg melemahkan jamaah, bagaimana itu pola pikir HTI ?
Saya kecewa dengan pergerakan kalian !
konsentrasinya melulu terbatas politik, bukan berbahayanya suatu pemahaman (padahal sudah terbukti dlm sejarah brp juta nyawa dibunuh, jkapun tak membahas selamatnya aqidah -na'udzubillahi min dzalik-) maka yg dibahas melu2 politik: syiah baru dianggap bahaya setelah ada negaranya (iran) krn memang tujuan hti adl negara (khilafah)
BalasHapusAnda memandang Syi'ah sbg ancaman terbesar? Sedangkan di balik itu banyak ancaman yg jauh lebih besar, dan Anda tajk pernah mampu melihatnya....
BalasHapusjargon nya khilafah melulu dari tahun jebot, apa saja mau dilakukan demi khilafah? apa bisa?ngimpi........
BalasHapusYang ada Despotic Knowledge Tuh HTI.
HapusSebar pamflet ga begitu signifikan, yang ada orang milih dengar NU+Muhammadiyah
menarik untuk disimak
BalasHapus"haram hukumnya mengambil aqidah kecuali dari akal, al quran dan hadist mutawatir" hukum ini ada tertulis di kitabnya HTI (peraturan hidup dalam islam), jadi HTI itu klo di tuduh tidak menerima hadist ahad dalam hal aqidah mereka menolak, tapi dari tulisan itu bisa di ambil kesimpulan klo HTI mengharamkan hadist ahad, padahal seseuatu yg haram itu tidak boleh di simpan apa lagi di sebarkan, contohnya miras, miras adalah barang haram, jadi menyimpan,menjual,membeli apalagi memakai nya jelas haram . jika hadist ahad haram di jadikan aqidah berarti mendustakan hadist ahad = mendustakan Rasullulloh = Mendustakan Allah SWT .
BalasHapusKasus Anda sama dengan saya. sekedar saran saja, sebaiknya Anda membaca kembali kitab tersebut. dan minta penjelasan dari syabab HTI di daerah sekitar Anda tinggal. Insya Allah mereka mau menjelaskan panjang lebar. sampai kita benar-benar paham, maksud dan tujuan kitab tersebut. kenapa tidak boleh menggunakan dalil dari Hadist Ahad dalam perkara Aqidah? Tetapi Hadist Ahad boleh dijadikan dalil dalam perkara-perkara selain perkara Aqidah? Setelah Anda sdh memahami maksud dan tujuan kitab tersebut, Anda bisa menarik kesimpulan dan bisa memberikan penilaian yang lebih akurat.
Hapuspersoalan akidah kok diremehkan dibanding musuh dalam persoalan politik. Kalau sama2 dianggap persoalan penting bukannya lebih baik yah
BalasHapus-__-"
BalasHapus"Walaupun Hizbut Tahrir menganggap Syiah sebagai musuh umat Islam, namun Ismail Yusanto menilai ada musuh Islam selain syiah yang juga berbahaya. “Kita perlu juga mewaspadai, jangan sampai melupakan musuh lain yang lebih besar dari itu. Ancaman musuh-musuh besar seperti neoliberalisme, kapitalime, nah itu yang saya kira penting untuk diperhatikan,” tegas Ismail." pernyataan itulah menunjukan betapa bodohnya HTI. bagaikan sekumpulan pemuda yang siap jihad. ketika dinyanya berapa pasukan kamu punya? dijawab satu juta. berapa dokter dari kalian? dijawab sepuluh ribu. berapa ulama kalian? dijawab tidak ada. musuh dalam selimut/serigala berbulu domba, menggembosi dari dalam, membuat perpecahan dan menyesatkan dari dalam, tentu lebih berbahaya daripada musuh yang jelas nyata sebagai musuh.
BalasHapusSyiah tidak hanya membahayakan jasad tapi yang lebih berbahaya adalah membahayakan AQIDAH! INGAT KONSEKUENSI KESESATAN AQIDAH ADALAH FII NAAR KHOLIDINA FIIHA ABADAN.